Wisata Lebah klanceng Jawa
Di Dusun Ngaglik Rt 01/Rw XVII, Desa Blorong, Jumantono, empat pemodal patungan ini mengisi lahannya dengan 450 gelodok (rumah lebah) yang berisi ribuan ekor dari beberapa koloni serangga jenis lebah klanceng bernama ilmiah Trigona spp dan lebah Jawa bernama ilmiah Apis cerana.
Rumah pembiakan dari kayu itu sengaja dibangun secara tidak berdekatan supaya mencegah pertarungan antarkoloni. Lahan tersebut juga ditanami bunga varietas cosmos untuk pakan nektarnya. Pemilihan budidaya di dusun itu tak lepas dari banyak tumbuhnya pohon dan tanaman berbunga seperti kenikir, mangga dan belimbing.
Jenis klanceng merupakan lebah yang paling banyak dipelihara secara tradisional oleh masyarakat pedesaan sekitar kawasan hutan se-Indonesia. Ukurannya lebih kecil dibanding lebah Jawa dan tidak bersengat. Ratunya memilih tinggal di dalam sarang sepanjang hidupnya.
Makin banyak serbuk sari di kotak sarang, maka ratu lebah akan semakin semangat bertelur. Di sudut kotak terdapat bola kehitaman yang berisi madu dan serbuk sari, kata Dedi kepada KR, belum lama ini.
Pembudidaya lebah dengan label Ani Bee, Nurtriani mengatakan lebah klanceng memiliki karakter madu yang berbeda dan disebut lebih istimewa dibanding madu lebah lain. Umumnya, budidaya lebah madu ini didapati di hutan belantara, goa, maupun pohon-pohon besar. Madu ini mengandung propolis dan bee pollen alami yang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Sehingga tak mengherankan harganya jauh lebih mahal dibanding madu lebah jenis lain. Namun, empat sekawan ini mematahkan pakem budidaya harus sesuai habitat alaminya.